BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Setiap orangtua tentu mendambakan anak
yang sehat, cerdas, kuat, dan berprestasi, menurut para pakar laju tumbuh
kembang dan tingkat intelegensia seorang anak sebagian besar dipengaruhi oleh
asupan gizi. Gizi
merupakan salah satu penentu kualitas sumber
daya manusia, diantaranya kualitas kecerdasan anak (Waluyo,
2010:2). Kecukupan dan keseimbangan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu
sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, remaja, hingga usia lanjut. Kebutuhan
gizi yang baik ditentukan oleh pola makan atau jenis makanan yang dikonsusmsi
seseorang, pada umumnya pola makan yang dijalankan seseorang adalah pola makan
empat sehat lima sempurna yang kemudian berkembang dengan istilah kuarter
nabati yang dijalankan oleh vegetarian.
Kecerdasan, keterampilan, dan
perkembangan mental anak tidak lepas dari pertumbuhan dan perkembangan sel-sel
otak. Agar
otak anak berkembang optimal, tentu saja harus memenuhi aneka zat gizi yang
diperlukan, dalam arti harus mengonsusmi makanan
yang bergizi lengkap dan seimbang terutama untuk perkembangan otaknya.
1.2 Rumusan
masalah
1. Mengapa
gizi harus seimbang?
2. Bagaimanakah
pengaruh gizi terhadap kecerdasan anak?
1.3 Tujuan
penulisan makalah
1. Untuk
mengetahui pentingnya gizi seimbang untuk kesehatan.
2. Untuk
mengetahui pengaruh gizi terhadap kecerdasan anak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya
gizi seimbang
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat yang tidak lagi
digunakan oleh tubuh untuk mempetahankan kehidupan dan menghasilkan energi.
Kecukupan dan keseimbangan gizi sangat
diperlukan oleh setiap individu sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, remaja,
hingga usia lanjut. Kebutuhan gizi yang baik ditentukan oleh pola makan atau
jenis makanan yang dikonsusmsi seseorang. Setiap orang memerlukan 5 kelompok
zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral) dalam jumlah
cukup, tidak berlebihan maupun kekurangan. Secara alami, komposisi zat gizi
setiap jenis makanan memiliki keunggulan dan kelemahan tertentu, beberapa
makanan mengandung karbohidrat tinggi tetapi kekurangan vitamin dan mineral.
Sementara itu beberapa makanan lain kaya vitamin C tetapi miskin vitamin A
(Wiboworini, 2007:16).
Konsumsi makanan
sehari-hari yang kurang beragam dapat menimbulkan ketidakseimbangan antara
masukan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif.
Dengan mengonsusmi makanan sehari-hari yang beragam, kekurangan zat gizi pada
jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis
makanan lain sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang.
Uutuk mencapai masukan zat
gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi oleh satu jenis makanan melainkan
harus terdiri dari aneka ragam bahan makanan, kecuali pada bayi umur 0-4 bulan
yang cukup mengonsumsi air susu ibu (ASI) saja. ASI merupakan satu-satunya
makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar
dan sehat ( Wiboworini, 2007:16 ).
Makan makanan yang beragam
sangat bermanfaat bagi kesehatan, Mengonsumsi beraneka jenis makanan setiap
hari akan melengkapi kandungan zat gizi pada makanan tersebut. Secara umum,
fungsi makanan bagi tubuh dapat dikelompokkan menjadi tiga atau dapat disebut
dengan istilah triguna makanan, yaitu sumber zat tenaga terdapat pada
karbohidrat protein dan lemak, sumber zat pembangun terdapat pada protein dan
air, sedangkan sumber zat pengatur terdapat pada air dan mineral. Keanekaragaman
makanan yang dikonsumsi sehari-hari minimal harus berasal dari triguna makanan tersebut,
yaitu harus berasal dari satu jenis zat tenaga, satu jenis zat pembangun dan
satu jenis zat pengatur.
Konsumsi makanan
berpengaruh terhadap status gizi seseorang, apakah seseorang tersebut memiliki
status gizi baik atau status gizi buruk. Status gizi baik atau optimal terjadi
apabila tubuh memperoleh zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, zat gizi
dapat memungkinkan meningkatkan kesehatan, salah satunya memungkinkan
meningkatkan pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak. Sedangkan status gizi
buruk terjadi apabila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah lebih maupun
kurang sehingga dapat membahayakan kesehatan.
Keadaan kesehatan gizi
seseorang tergantung pada kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi.
Kualitas makanan menunjukkan ketersediannya zat gizi antara makanan yang satu
dengan makanan yang lain yang diperlukan oleh tubuh, sedangkan kuantitas
makanan menunjukkan jumlah zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Apabila susunan
makanan memenuhi kebutuhan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya, akan
menghasilkan keadaan gizi yang baik dan seimbang.
2.2 Gizi mempengaruhi kecerdasan anak
Kecerdasan adalah kemampuan seseorang
untuk menggabungkan informasi yang didapat, serta kemampuan menyesuaikan diri
dengan situasi secara cepat dan efektif. Kecerdasan seorang anak sangat
ditentukan oleh bagaimana
perkembangan dan pertumbuhan otaknya saat dalam kandungan dan
setelah kelahiran.
Gizi merupakan salah satu penentu
kualitas kecerdasan anak, gizi yang cukup dan seimbang sangat berperan dalam
pencapaian pertumbuhan badan yang optimal. Pertumbuhan badan yang optimal
mencakup pertumbuhan otak anak dan otak sangat menentukan kecerdasan anak. Apabila
gizi yang diberikan kurang maka akan berefek langsung maupun tidak langsung
terhadap kesehatan anak. Kekuarangan gizi yang berefek langsung akan
mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan otak anak serta
terganggunya fungsi sistem neuron dari susunan saraf pusat. Sedangkan
kekurangan gizi yang berefek tidak langsung akan mengakibatkan anak tidak
aktif, apatis, dan tidak mampu berkonsentrasi. Oleh karena itu, pada keadaan
gizi kurang, perkembangan kognitif anak terhambat dan aktivitas tubuh menurun.
Survei kesehatan nasional 2005-2006
menunjukkan bahwa 18 juta balita Indonesia menderita kurang gizi. Penyebab
kekurangan gizi pada balita biasanya disebabkan oleh dua hal, yaitu secara
langsung melalui makanan dan penyakit infeksi. Sedangkan penyebab tidak
langsung melalui ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan pangan, pola
pengasuhan anak yang kurang baik, serta layanan kesehatan dan kesehatan
lingkungan yang kurang baik (Waluyo, 2010:80).
Orang tua berperan penting dalam
pengawasan pola makan anak-anaknya. Makanan yang diberikan sebaiknya memenuhi
kecukupan energi dan zat-zat gizi yang seimbang. Susunan hidangan diberikan
sesuai dengan selera makan anak, porsi makan yang diberikan harus sesuai
kemampuannya dan makanan yang diberikan harus terbebas dari kotoran.
Para ahli menyebutkan bahwa kelompok
makanan yang berguna untuk pembentukan, pertumbuhan, dan pemeliharaan sel-sel
tubuh terdapat pada makanan yang mengandung zat tenaga dan zat pengatur. Zat
tenaga dapat diperoleh dari makanan yang mengandug karbohidrat dan banyak
ditemukan di makroni, ubi kayu, mie, kentang, jagung, beras, gula, dan ubi jalar.
Makanan yang mengandung protein banyak ditemukan di susu, keju, ikan, daging,
telur, ayam, tahu, dan tempe. Protein memegang peranan utuk pertumbuhan optimal
(Pamilu, 2009:39).
Kecerdasan anak sangat ditentukan oleh
otaknya. Perkembangan dan kinerja otak anak ditentukan oleh kualitas dan kuantitas
makanan yang diberikan. Untuk mencapai hal tersebut, maka berikanlah
buah-buahan kepada anak karena pada umumnya semua buah kaya akan kalium,
khususnya buah aprikot, avocad, jeruk, melon dan pisang. Kandungan kalium ini
sangat dibutuhkan oleh otak sebagai penghasil energi. Selain kalium, bahan
untuk pemasok energi pada otak adalah natrium yang terdapat hampir dalam setiap
bahan makanan. Kurangnya kalium pada otak akan berakibat mengurangi aliran arus
listrik di dalam otak dan mengurangi informasi yang diterima oleh otak sehingga
berpengaruh terhadap belajar anak. Kurangnya kalium secara drastis akan menimbulkan beberapa resiko seperti mengantuk,
pingsan, dan muntah.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Gizi merupakan salah satu penentu
kualitas sumber daya manusia, diantaranya sebagai penentu kualitas kecerdasan
anak. Kecukupan dan keseimbangan gizi sangat diperlukan sejak dalam kandungan
hingga usia lanjut, kebutuhan gizi yang baik diperoleh dari zat gizi yang
seimbang, terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, air dan mineral.
Kecerdasan adalah kemampuan seseorang
dalam menggabungkan informasi secara cepat dan efektif. Kecerdasan anak sangat
ditentukan oleh otaknya, perkembangan dan kinerja otak anak ditentukan oleh
kualitas dan kuantitas makanan yang diberikan, untuk mencapai hal tersebut maka
berikanlah buah-buahan kepada anak karena pada umumnya semua buah kaya akan
kalium yang sangat dibutuhkan oleh otak sebagai penghasil energi.
DAFTAR
PUSTAKA
Waluyo,
Kusno. 2010. Memahami Gizi untuk Bayi dan
Anak. Bandung : Puri Delco.
Wiboworini,
Budiyanti. 2007. Gizi dan Kesehatan.
Jakarta : Sunda Kelapa Pustaka.
Pamilu,
Anik. 2009. Mengoptimalkan Keajaiban Otak
Kanan dan Otak Kiri Anak. Magelang : Pustaka Horizona.

0 komentar:
Posting Komentar