Minggu, 22 Desember 2013

Biolistrik Keperawatan

 BIOLISTRIK

A.Pengertian Biolistrik
     Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP (Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah     satu energi yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.
B.Hukum dalam Biolistrik :
    •Hukum Ohm
    “Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding lurus dengan arus yang melewati dan berbanding terbalik dengan hambatan dari     konduktor”
    Rumus Hukum Ohm :
    R = V ÷ I
    Nb: R = hambatan  (Ω)
    I = kuat arus (A)
    V = tegangan (V)
    •Hukum Joule
    “Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V) dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”
    Rumus Hukum Joule :
    Q = V I t
    Nb : Q = energi panas yang ditimbulkan (Joule)
    V = tegangan (V)
    I = Arus (A)
    t = waktu lamanya arus mengalir (s)
    Q = I² R t
    1 Joule = 0,24 Kalori
    •Hukum Coulomb
    F = (k Q1 Q2) ÷ r²
    Nb: F = gaya
    k = konstanta
    Q1 = muatan 1
    Q2 = muatan 2
    r = jarak

C.Kelistikan dan Kemagnetan yang timbul dalam Tubuh Manusia
    1. Sistem syaraf dan neuron
        Sistem syaraf dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem syaraf pusat dan otonom. Sistem syaraf pusat terdiri diantaranya otak, medulla spinalis dan perifer. Saraf perifer ini adalah saraf-saraf yang mengirim informasi sensoris ke otak atau ke medulla spinalis disebut saraf afferen sedangkan serat saraf yang menghantarkan informasi dari otak atau medula spinalis ke otot serta kelenjar disebut sistem saraf efferen sedangkan     sistem saraf otonom mengatur organ dalam tubuh seperti jantung usus dan kelenjar-kelenjar sehingga  pengontrolan sistem ini dilakukan dengan     tidak sadar yakni bekerja secara sendiri-sendiri. 

    2. Konsentrasi ion di dalam dan di luar sel
        merupakan suatu model potensial istirahat pada waktu = 0 dimana ion K akan melakukan difusi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi     rendah sehingga pada saat tertentu akan terjadi membran dipole atau membran dua kutub di mana larutan dengan konsentrasi yang tadinya     rendah akan kelebihan ion positif, kebalikan dengan larutan yang konsenrasi tinggi akan mengalam kekurangan ion sehingga menjadi lebih     negatif.

    3. Kelistrikan saraf
        Dalam bidang Neuroatomi akan dibicarakan kecepatan impuls serat saraf, serat saraf yang berdiameter yang besar mempunyai     kemampuan menghantarkan impuls lebih cepat daripada serat saraf yang mempunyai diameter yang kecil. Serat dapat dikelompokkan menjadi     tiga bagian diantaranya A,B dan C. Dengan menggunakan mikroskop elektron , serat saraf di bagi dalam dua tipe serta saraf yang bermyelin     dan tidak bermyelin.
    4. Perambatan Potensial Aksi
        Potensial aksi dapat terjadi apabila suatu daerah membran saraf atau otot mendapat rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi     itu sendiri mempunyai kemampuan untuk merangsang daearah sekitar sel membran untuk mencapai nilsi ambang. Dengan demikian dapat terjadi     perambatan potensial aksi ke segala jurusan sel membran, ,keadaan ini disebut peramabatan potensial aksi atau gelombang depolarisasi. Setelah     timbul potensial aksi, sel membran akan mengalami repolarisasi. Proses repolarisasi sel membran disebut sebagai  suatu tingkat refrakter. Tingkat     refrakter ada dua fase yaitu periode refrakter absolut yakni selama periode ini tidak ada rangsangan, tidak ada unsur kekuatan nntuk     menghasilkan potensial aksi yang lan sedangkan periode refrakter relaktif yakni setelah membran mendekati repolarisasi seluruhnya maka dari     periode refrakter terabsolut akan menjadi periode refrakter refraktif dan apabila stimulus yang kuat secara normal akan menghasilkan potensial     aksi yang baru.

    5. Kelistrikan Pada Sinapsis dan Neuronyal Junction
        Hubungan antara dua buah syaraf disebut sinapsis; berakhirnya syaraf pada sel otot/hubungan syaraf otot disebur Neuromyal         Junction.Baik sinapsis maupun neuromyal junction mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengam cara lompat dari satu     sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membrane otot, oleh karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia     yang terdapat pada otot akan trigger/bergetar/berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel otot hal mana     otot akan mengalami relaksasi.

    6 .Kelistrikan Otot Jantung
        Sel membran otot jantung sangat berbeda dengan saraf dan otot bergaris, pada saraf maupun otot bergaris dalam keadaan potensial     membran istirahat dilakukan rangsangan maka ion-ion Na+ akan masuk kedalam sel dan setelah mencapai nilai ambang akan timbul depolrisasi      sedangkan pada sel sel otot jantung ion Na+ mudah terjadi kebocoran sehingga terjadi repolarisasi komplit, ion Na+ perlahan-lahan akan masuk     kembali ke dalam sel dengan akibat gterjadi gejala depolarisasi secara spontan sampai mencapai nilai ambang dan terjadi potensial aksi tanpa     memerlukan rangsangan dari luar.
    Mengalirnya aliran listrik akan menimbulkan medan magnet. Medan magnet sekitar jantung disebabkan adanya aliran listrik jantung yang     mengalami depolarisasi dan repolarisasi. Pencatatan medan magnet disebut magnetoksdiogram. Besar medan magnet sekita jantung adalah     sekitar 5 x 10 pangkat -11 T( Testa) atau sekitar 10 x 10 pangkat 8 medan megnet bumi.

    7. Elektroda
        Untuk mengukur potensial aksi secara baik dipergunakan elektroda. Kegunaan dari elektroda untuk memindahkan transmisi ion     kepenyalur electron. Bahan yang dipakai sebagai elektroda adalah perak dan tembaga. Apabila sebuah eletroda tembaga dan sebuah elektroda     perak dicelupkan kedalam larutan, misalnya larutan eletrolit seimbang cairan badan/tubuh maka akan terjadi perbedaan potensial antara kedua     elektroda itu. Perbedaan potensial ini kira-kira sama dengan perbedaan potensial antara kedua elektroda itu. Perbedaan potensial ini kira-kira     sama dengan perbedaan antara potensial kontak kedua logam tersebut disebut potensial offset elektroda.
    Apabila ada elektroda tembaga dan elektroda tembaga dan elektroda perak ditempatkan dalam bak berisi elektrolit akan terdapat perbedaan potensial sebesar 0,80-0,30=0,46 V.

0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates